Laut Bali yang terkenal dengan keindahan panorama dan keindahan dasar lautnya, ternyata memiliki kekayaan alam yang menjanjikan, salah satunya Garam Kusamba terletak di desa Kusamba, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali. 

Berbeda dengan garam pada umumnya, Garam Kusamba memiliki cita rasa yang kuat. Ditaburkan sedikit saja pada hidangan, sudah mampu memberikan cita rasa. Sesuai dengan julukannya, Garam Kusamba tidak menggunakan bahan-bahan kimia.

Menariknya lagi Garam Kusamba telah teruji secara klinis, mengandung 80 mineral alami yang berbeda sehingga sangat baik untuk kesehatan dan mudah diserap oleh tubuh.

Tidak hanya sebagai pendukung hidangan, garam ini juga telah digunakan dalam produk kecantikan jenis bath saltBath salt atau garam mandi sebutan untuk jenis garam yang bisa digunakan untuk tujuan relaksasi. Menambahkan bath salt pada air saat mandi dapat menghilangkan stres hingga meredakan pegal-pegal di tubuh.

Garam Kusamba dikatakan organik karena cara pembuatannya yang masih sangat bergantung dengan alam. Sinar matahari terik menjadi kunci bagi petani Garam Kusamba, cara pembuatannya pun masih dilakukan dengan cara tradisional.

Para petani garam memulai proses pembuatan pada pukul 6 pagi, dimulai dengan meratakan ladang garam. Pasir pantai Kusamba yang telah dipilih, di letakan di bawah terik sinar matahari langsung. Perataan ini bertujuan agar pasir menjadi lebih padat dan tidak ada bagian yang lebih menumpuk.

Setelah rata, pasir ini akan disiram dengan air laut. Dulunya para petani menyiram dengan cara mengambil air laut secara tradisional. Kini rata-rata petani garam telah mendapatkan bantuan pompa air dari pemerintah setempat sebagai bentuk dukungan terhadap produk lokal.

Jika matahari terik, setidaknya membutuhkan waktu 4 jam untuk menunggu pasir kering. Proses ini dinamakan proses penyulingan. Setelah kering di ladang, pasir akan diangkut ke tempat penyaringan untuk tahap penyulingan kedua.

Pada tahap kedua ini akan didapatkan air garam pertama. Proses penyiraman akan dilakukan 3-4 kali hingga mendapatkan air garam murni. Air garam murni akan ditampung dalam bak penampungan di gubuk-gubuk kecil milik para petani garam.

Setelah itu, air garam murni akan dijemur di bawah sinar matahari di palungan. Penjemuran di bawah sinar matahari ini akan mengubah air garam menjadi kristal-kristal garam murni berkualitas tinggi. Dalam sehari jika matahari cukup bersahabat petani garam dapat menghasilkan 10-15 kilogram garam per hari.

Dibalik keistimewaannya ternyata menyimpan permasalahan, yaitu tidak ada regenerasi atau penerus, para pemuda kurang tertarik dengan usaha membuat garam ini. Padahal, Garam Kusamba menjadi sumber daya lokal yang perlu dipertahankan. Bahkan desa Kusamba telah mendapatkan pengakuan sebagai salah satu tempat penghasil garam terbaik dunia.

Pemerintah setempat juga mendorong masyarakat untuk mau mengonsumsi garam tradisional ini melalu Surat Edaran (SE) Nomor 17 Tahun 2021 tentang Pemanfaatan Produk Garam Tradisional Lokal Bali. Garam Kusamba juga telah mendapatkan Sertifikat Indikasi Geografis (IG) Garam pada awal tahun 2022 lalu.